Ratusan Pengurus Perpusdes di Wonosobo Ikuti Pelatihan Pengembangan Perpustakaan
MAGELANGEKSPRES.COM,WONOSOBO – Ratusan pengurus perpustakaan desa (perpusdes) dan perangkat desa dari 15 kecamatan mengikuti pelatihan Strategi Pengembangan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial yang dibagi dalam kelas-kelas sejak Senin hingga Jumat (28/11) di Resto Ongklok. Berbagai materi termasuk strategi pengembangan perpusdes diampu langsung para pustakawan dari Dinas Kearsipan dan perpustakaan daerah (Arpusda). Menurut penanggungjawab kegiatan Asiah SIP, para peserta diajak untuk memahami apa itu inklusi sosial untuk bisa menerapkan pengembangan di desanya masing-masing. “Selain memahamkan para peserta bahwa kini perpus sudah menjadi pusat kegiatan belajar masyarakat dan bahkan perpusda sudah menggandeng komunitas untuk berkegiatan. Hal itu sekaligus mendorong para pengurus di desa dan perangkat desa untuk memahami bahwa desa juga memiliki wewenang untuk mengembangkan perpusdes,” ungkapnya. Baca juga Rem Blong, Truk Angkut Teh Botol Terjungkir di Jalur Tengkorak Kertek-Wonosobo Berbagai program termasuk perpus keliling, juga diapresiasi mengingat banyak desa yang belum memiliki perpus. Menurutnya, desa yang sudah memiliki perpusdes didorong untuk terus mengembangkan dengan support dari desa. Terlebih kini tiap desa sudah memiliki dana transfer desa yang bisa membantu perpusdes. “Sistem pelatihan kali ini berdasarkan kelas, jadi setiap hari berganti peserta dan ada sekitar 35 orang mewakili kawasannya. Para peserta kami harapkan aktif mengikuti materi dan berdiskusi dalam FGD mengingat permasalahan tiap desa pastinya beda,” imbuhnya. Berbagai materi disampaikan sedikitnya tiga orang narasumber setiap sesi pelatihan. Menurut salah satu pustakawan, Bimo Sasongko, salah satu materi yang dibedahnya adalah Konsep Perpustakaan Umum Desa, Strategi pengembangan perpustakaan desa, hingga strategi advokasi desa. Baca juga Bentuk Tim Pora di Purworejo, Kemenkumham Kanwil Jateng Perketat Pengawasan Orang Asing “Perpusdes kini bisa berinovasi dengan berbagai keuinikannya sendiri dan bahkan beberapa perpus desa telah membuktikan dalam beberapa even hingga memenangkan kompetisi baik di tingkat daerah hingga nasional. Kini peran masyarakat, terutama pengurus perpusdes hingga perangkat sangat penting mengingat mereka yang bersentuhan langsung dengan kegiatan di desa,” ungkapnya. Materi lain seperti Konsep transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial, Strategi Peningkatan layanan TIK desa, dan promosi desa juga disampaikan di forum itu. Selain itu menurut salah satu pemateri, Nurul Helmi pelibatan masyarakat desa menjadi salah satu poin penting yang tidak boleh dilepaskan. “Pelibatan masyarakat dalam kegiatan perpustakaan menjadi tujuan utama mengingat tujuan perpus berbasis inklusi sosial adalah meningkatkan kesejahteraan atau menghapus kemiskinan. Selain juga untuk tingkatkan kesadaran masyarakat tentang kesadaran info berbasis TIK yang kini penting,” pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: